Tingkat Parstisipasi Pemilih Pada Pilkada Meningkat Secara Signifikan

Patroli88investigasi
0

 


*Sumbawa Barat, Patroli88investigasi.com* – Rapat Evaluasi Pemantauan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2024 digelar oleh Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kabupaten Sumbawa Barat (KSB). Dalam rapat evaluasi tersebut, disampaikan bahwa tahun ini tingkat partisipasi pemilih meningkat secara signifikan.

“Kita patut bersyukur dan mengapresiasi semua pihak yang telah bekerja keras. Mari kita menyamakan langkah dan persepsi, meski sebelumnya mungkin ada perbedaan. Siapapun yang terpilih adalah pemimpin terbaik. Untuk yang kalah, mari bersatu demi kemajuan Sumbawa Barat,” kata Drs. Amiruddin DH, M.Si, Sekretaris Badan (Sekban) Bakesbangpol KSB saat menyampaikan sambutan rapat, Senin (09/12/24).

Rapat ini dihadiri oleh seluruh tim pemantau dari desa hingga kecamatan. Amiruddin menerangkan bahwa semua upaya yang telah dilakukan menjadi bagian dari tanggung jawab dan tugas bersama. 

“Apa yang sudah kita kerjakan merupakan hasil maksimal yang kita lakukan. Semoga ini menjadi ladang amal bagi kita semua,” ujarnya.

Pada kesempatan yang sama, Titin Yuliana, SSTP, M.Ec.Dev, Kepala Bidang Politik Dalam Negeri dan Organisasi Kemasyarakatan Bakesbangpol KSB, memaparkan data pemantauan pelaksanaan Pilkada serentak tahun 2024. 

Pada Pilkada kali ini dengan DPT 107.560 tingkat partisipasi pemilih mencapai 83,27 persen. Hal ini mengalami peningkatan 2,04 persen dibandingkan dengan Pilkada 2020 yakni sebesar 81,6%. Meski begitu, masih ada 16,73% masyarakat yang tidak menggunakan hak pilihnya.

“Peningkatan ini berkat kerjasama semua pihak, termasuk tim pemantau yang membantu menciptakan suasana Pilkada yang aman,” lanjut Kabid. 

Titin, sapaan akrabnya juga mencatat perbedaan tingkat partisipasi antara Pilkada dan Pemilu tahun 2024, di mana pada Pemilu, pemilih yang tercatat adalah 90,67%. Angka ini jauh dibandingkan dengan tingkat partisipasi masyarakat saat Pilkada atau terjadi penurunan sebesar 8,16%.

Titin menerangkan, salah satu faktor penyebab perbedaan partisipasi adalah jumlah peserta dalam Pemilu yang lebih banyak, mencakup legislatif dari pusat hingga daerah. Selain itu sosialisasi kepada masyarakat untuk menggunakan hak pilihnya juga perlu ditingkatkan.

“Ke depan, perlunya edukasi secara masif kepada masyarakat agar mereka lebih sadar pentingnya menggunakan hak pilih, baik untuk Pemilu maupun Pilkada dengan memberikan pendidikan politik kepada masyarakat dan melalui media sosial,” tutupnya. *(R. Taka)*

Tags

Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)