Dindik Banyumas Gelar Seminar Nasional Hadirkan Wamendikdasmen

0

 


patroli88investigasi.com Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas menggelar Seminar Pendidikan Nasional, dengan mengusung tema "Quo Vadis Kompetensi Sosial Emosional Guru pada Era Deep Learning". Kegiatan yang dihadiri oleh ribuan guru ini, digelar di Auditorium Ukhuwah Islamiyah Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), Selasa 21 Januari 2025.


Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen), Prof Atip Latipulhayat, Pj Bupati Banyumas Iwanuddin Iskandar, SH, M.Hum dan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas Drs Joko Wiyono, S.Sos M.Si menjadi note speaker pada Seminar yang menghadirkan narasumber Darmadi, S.Pd, M.Pd Kepala Balai Besar Guru Penggerak (BBGP) Jawa Tengah dan Prof Retmo Dwiyanti, S.Psi, M.Si Ph.D, Dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Purwokerto.


Pj Bupati Banyumas Iwannudin Iskandar, menegaskan bahwa keberhasilan penerapan deep learning dalam dunia pendidikan tidak hanya ditentukan oleh metodologi yang digunakan. Ia menekankan pentingnya kompetensi sosial-emosional guru dalam mendukung efektivitas pembelajaran.


"Guru yang memiliki kompetensi sosial-emosional yang kuat akan lebih mampu memahami kebutuhan siswa, membangun hubungan yang harmonis, serta menciptakan dinamika kelas yang kondusif," ujar Iwan.


Ia juga menambahkan bahwa kompetensi sosial emosional guru memegang peranan penting dalam menciptakan lingkungan belajar yang mindful, meaningful, dan joyful.


"Saya berharap, melalui seminar ini, akan lahir gagasan-gagasan baru, strategi inovatif, dan praktik terbaik yang dapat diterapkan dalam dunia pendidikan kita," lanjutnya.


Sementara itu, Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Prof Atip Latipulhayat, dalam paparannya menjelaskan bahwa pendidikan merupakan landasan utama untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Ia menekankan bahwa pendidikan bermutu hanya dapat dicapai jika pendidik memiliki kualitas yang mumpuni. Ia menjelaskan bahwa deep learning memiliki tiga elemen utama yang menjadi pondasi dalam menciptakan proses belajar yang lebih efektif, yaitu mindful learning, meaningful learning, dan joyfull learning.


“Mindful learning merupakan pendekatan yang menekankan pentingnya kesadaran penuh terhadap keadaan siswa, proses pada pembelajaran memperhatikan pikiran dan emosi saat belajar serta mengurangi gangguan eksternal. Ada kedalaman dalam pendekatan belajar, jadi tidak sekedarnya saja," katanya.


Ia menambahkan bahwa pendekatan kedua, yaitu dengan metode meaningful learning, sebuah pembelajaran yang bermakna yang tidak hanya mengutamakan penguasaan materi secara mekanis, namun lebih kepada bagaimana siswa dapat menghubungkan informasi baru dengan pengetahuan yang sudah dimiliki. Proses ini mendorong siswa untuk menemukan relevansi dari materi yang dipelajari dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka dapat lebih mudah memahami dan mengaplikasikan apa yang telah dipelajari.


"Ini kebermaknaan belajar yang menghubungkan materi pelajaran dengan kehidupan nyata, menemukan relevansi tujuan belajar serta membangun pemahaman yang mendalam, jadi mendekati pada ketuntasan," katanya.


Pendekatan selanjutnya, yaitu joyfull learning yang menekankan pentingnya menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, penuh rasa ingin tahu, dan memberi kepuasan. Dalam pendekatan ini, pembelajaran tidak hanya dilihat sebagai tugas, tetapi sebagai pengalaman yang menyenangkan dan memotivasi.


“Siswa yang belajar dengan penuh kegembiraan cenderung memiliki pemahaman yang lebih mendalam terhadap materi yang dipelajari,”jelasnya


Sementara Kepala Dinas Pendidikan Joko Wiyono mengatakan seminar ini menjadi momentum penting bagi para peserta untuk mendalami peran kompetensi sosial emosional guru dalam mendukung era pembelajaran berbasis deep learning.

(Kontributor Protokoler Bms)

Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)