Purwokerto patroli88investigasi.com
Peserta didik Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Purwokerto ngalap berkah bulan Ramadan dengan membagikan sebanyak 1.000 takjil ke para pengguna jalan yang melintas dan warga sekitar, Selasa 25 Maret 2025 sore.
Ketua panitia kegiatan, Dea Wijayanti menjelaskan, pembagian takjil ke masyarakat ini sebagai wujud kepedulian sosial terhadap masyarakat, khususnya mereka yang sedang menjalankan ibadah puasa.
''Takjil yang dibagikan seluruhnya berasal dari peserta didik. Mulai dari bahan-bahan, membuat sampai membagikannya ke masyarakat dilakukan oleh peserta didik,'' ujarnya di sela-sela kegiatan.
Takjil yang dibagikan tersebut diminati masyarakat yang melintas di Jalan HR Bunyamin, depan SKB Purwokerto. Sehingga dalam waktu yang tidak terlalu lama, takjil itu langsung ludes dibagikan ke masyarakat.
Plt Kepala SKB Purwokerto, Slamet Sularto mengatakan, pembagian takjil tersebut sudah menjadi agenda rutin setiap tahun pada saat Ramadan. Bahkan sudah berjalan sejak 2013 lalu.
''Yang dibagikan tadi ada es buah, kolak, hingga es cincau. Semuanya dibuat sendiri oleh siswa,'' ujar dia.
Melalui kegiatan ini, pihaknya ingin melatih dan membiasakan peserta didik agar memiliki sifat berbagi ke sesama. ''Punya uang atau pun tidak, hendaknya dibiasakan untuk bersedekah,'' terang dia.
Selain itu, para peserta didik juga dilatih untuk bekerjasama atau gotong royong dalam menyiapkan dan membagikan takjil. Kemudian juga sebafai upaya untuk membiasakan hidup bersih, serta melatih komunikasi massa dengan masyarakat pada mereka.
Tak hanya berbagi takjil, mereka juga membagikan paket sembako ke anak-anak panti asuhan di sekitar Purwokerto. Di antaranya ke Panti Asuhan Dharmo Yuwono, Panti Asuhan Darul Hadlonah, serta Panti Asuhan Yatim Piatu dan Dhuafa Al Ma'un.
Ketua Program Paket C, Farida didampingi Koordinator Tata Usaha, Asti menambahkan, pembagian takjil tersebut juga sebagai implementasi dari materi keterampilan fungsional yang diajarkan di SKB Purwokerto.
''Jadi ini juga sebagai bagian dari pelaksanaan materi keterampilan fungsional agar setelah lulus nanti mereka nanti bisa hidup mandiri. Dulu namanya pendidikan mata pencaharian,'' ujar dia.
Menurutnya, seluruh rangkaian kegiatan pembagian takjil ditangani sendiri oleh siswa.
''Mereka yang bikin RAB-nya. Kemudian mereka yang buat dan membagikannya sendiri. Kami sebagai pamong belajar atau tutor hanya sebatas mendampingi saja,'' pungkasnya
(By Protokoler Bms)